Al
Qur’an diturunkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam secara
berangsur-angsur selama kurang lebih 23 tahun. Sebagian besar ayat Al
Qur’an tersebut diturunkan di kota Mekah. Para ulama membedakan surat
dalam Al Qur’an menjadi dua yaitu: Makiyyah dan Madaniyyah.
Makiyyah adalah surat/ ayat yang diturunkan kepada Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam sebelum beliau hijrah ke kota Madinah. Adapun
Madaniyyah adalah surat/ ayat yang diturunkan kepada Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam setelah beliau hijrah ke kota Madinah.
Perbedaan antara surat Makiyyah dan Madaniyyah dari segi gaya bahasa
1. Ayat-ayat Makiyyah umumnya memiliki uslub (gaya bahasa) yang kuat,
kalimatnya keras. Hal ini karena kebanyakan masyarakat ketika itu
adalah orang-orang yang suka menentang Islam dan orang-orang yang
sombong. Sebagai contoh surat Makiyyah adalah surat Al Mudatstsir dan Al
Qomar.
Adapun ayat-ayat Madaniyyah umumnya memiliki gaya bahasa yang lembut,
mudah dicerna kalimatnya. Hal ini karena kebanyakan masyarakat ketika
itu adalah orang-orang yang menerima dan orang-orang yang menyerahkan
dirinya kepada Islam. Sebagai contoh adalah surat Al Maidah.
2. Surat Makiyyah umumnya memiliki ayat-ayat yang pendek dan
pendalilannya kuat. Hal ini karena masyarakat yang diajak bicara umumnya
adalah orang-orang yang suka menentang dan susah menerima dakwah Islam.
Oleh karena itu mereka didakwahi sesuai dengan keadaan mereka, sebagai
contoh adalah surat Ath-Thuur.
Adapun surat Madaniyyah umumnya memiliki ayat-ayat yang panjang dan
membicarakan mengenai hukum. Sebagai contoh adalah surat Al Baqarah.
Perbedaan antara surat Makiyyah dan Madaniyyah dari segi tema
1. Surat-surat Makiyyah umumnya berisi tentang Tauhid dan bagaimana
aqidah yang benar, khususnya yang berkaitan dengan Tauhid Uluhiyyah dan
Iman terhadap hari akhir karena kebanyakan masyarakat pada saat itu
adalah orang-orang yang mengingkarinya.
Adapun surat Madaniyyah umumnya berisi tentang perincian-perincian
ibadah dan muamalah. Hal ini karena obyek dakwah ketika itu adalah
orang-orang yang Tauhid dan aqidahnya telah kuat terpatri dalam jiwa
mereka.
2. Adanya penjelasan tentang jihad dan hukum-hukumnya, adanya
penjelasan mengenai orang-orang munafik dan keadaan mereka dalam
ayat-ayat Madaniyyah karena sesuai dengan keadaan saat itu, di mana
ketika itu mulai diwajibkannya jihad dan mulai muncul kemunafikan yang
perkara ini belum muncul ketika periode Mekah.
Faidah memahami perbedaan surat Makiyyah dan Madaniyyah
Memahami perbedaan antara surat Makiyyah dan Madaniyyah merupakan
perkara yang sangat penting karena di dalamnya terdapat faidah yang
banyak, di antaranya adalah:
1. Mengetahui keindahan gaya bahasa Al Qur’an yang memilki tingkatan
paling tinggi, karena bahasa Al Qur’an disesuaikan dengan keadaan
masyarakat yang menjadi obyek dakwah ketika itu, terkadang bahasanya
keras dan tegas dan terkadang bahasanya lembut dan mudah disesuaikan
dengan kondisi masyarakat yang menjadi obyek dakwah.
2. Mengetahui hikmah diturunkannya Al Qur’an secara berangsur-angsur
sesuai dengan perkara yang paling penting yang dibutuhkan masyarakat
ketika itu sehingga mereka lebih mudah untuk menerima dan mengambil
faidahnya.
3. Mengajarkan para da’i yang berdakwah di jalan Allah dan
mengarahkan mereka untuk mengikuti metode Al Qur’an dalam hal gaya
bahasa dan tema disesuaikan dengan sasaran dakwah. Dengan cara memulai
dari yang paling penting kemudian yang lebih penting. Menggunakan bahasa
yang tegas maupun lembut disesuaikan pada tempatnya.
4. Membedakan antara ayat yang Nasikh (yang menghapus) dengan Mansukh
(yang dihapus hukumnya) sekiranya terdapat dua ayat Makiyyah dan
Madaniyyah yang terlihat bertentangan dan tercapai di antara keduanya
syarat-syarat Naskh (penghapusan). Jika syarat Naskh terpenuhi maka ayat
Madaniyyah akan membatasi hukum ayat Makiyyah karena ayat Madaniyyah
turun lebih akhir dibanding ayat Makiyyah.
Diringkas dari kitab “Ushul fit-tafsiir” karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin cetakan Daar Ibnul Jauzi
No comments:
Post a Comment