Thursday, January 15, 2015

Resep Mie Pelangi

Bahan:
15 butir telur, dikocok lepas
2 1/2 sendok makan garam
2.500 gram tepung terigu protein tinggi
750 gram tepung sagu

Bahan tambahan:
a. 250 ml air es
b. 250 ml air bayam (dari 150 gram bayam dan 150 ml air diblender dan diambil airnya)
c. 250 air wortel (dari 325 gram wortel parut halus, diambil airnya)
2 tetes pewarna orange

Bahan taburan (aduk rata):
200 gram tepung terigu protein tinggi
100 gram tepung sagu

Bahan bumbu perporsi:
1 sendok teh minyak ayam
1/4 sendok teh merica bubuk

Bahan kuah:
1 kg tulang ayam
15 lt air
20 siung (150 gram) bawang putih, digoreng, dimemarkan
10 cm jahe, dimemarkan
5 blok kaldu ayam
5 sendok makan garam
2 1/2 sendok makan merica bubuk
5 batang daun bawang, diikat

Bahan tumisan ayam:
5 ekor ayam, ambil dagingnYa dan sisihkan tulang dan kulitnya
150 ml  kecap asin
15 slung(120 gram) bawang putih, dicincang halus
150 ml kecap manis 
10 cm jahe, dicincang halus
2 1/2 sendok teh garam
2 1/2 sendok teh merica bubuk
1 sendok teh gula pasir
1.000 ml air
5 batang daun bawang, diiris halus
5 sendok makan minyak untuk menumis

Bahan pelengkap:
5 batang daun bawang, diiris halus
250 gram bawang goreng

Cara membuat:
1. Campur tepung terigu, tepung sagu, telur, dan garam. Aduk rata. Bagi 3 adonan.
2. Satu bagian tambahkan air es. Aduk sampai bergumpal. Satu bagian tambahkan air bayam. Aduk sampai bergumPal. Sisanya tambahkan air wortet dan pewarna orange. Aduk sampai bergumPal. Diamkan 15 meat.
3. Giling tipis digilingan mie, mulailah dari gilingan terbesar (no.1). Giling 2-3 kali hingga licin. Kecilkan ukuran gilingan (no 2). Giling lagi 2-3 kali. Begitu seterusnya sampai gilingan no.8 sambil ditabur bahan taburan
4. Setelah licin, potong dengan gilingan mi.
5. Rebus mi dalam air mendidih yang ditambahkan minyak goreng. Angkat dan tiriskan.
6. Minyak ayam, panaskan kulit ayam dengan api kecil hingga mengeluarkan minyak. Sisihkan.
7. Kuah: rebus tulang ayam dan air dengan api kecil sampai mendidih. Angkat dan saring. Didihkan lagi.
8. Masukkan daun bawang, bawang putih, jahe, kaldu ayam, garam, dan merica bubuk. Masak sampai matang.
9. Tumisan: panaskan minyak. Tumis bawang putih dan jahe sampai harum. Tambahkan ayam. Aduk sampai berubah warna.
10. Masukkan kecap asin, kecap mans, garam, merica bubuk, dan gula pasir. Aduk rata. Tuang air. Masak sampai meresap. Tambahkan daun bawang. Aduk rata.
11. Siapkan mangkuk mi. Masukkan mi. Tambahkan minyak ayam dan merica bubuk. Aduk rata,
12. Sajikan mi dengan pelengkaP, tumisan ayam, dan kuahnya.  

#Untuk 50 porsi


BISNIS MIE AYAM

Mi merupakan makanan yang berasal dari negeri Cina. Aneka hidangan mi digemari di Indonesia, salah satunya mi ayam. Mi ayam dapat dijual dengan menggunakan gerobak dorong, menempati kios sederhana, ruko, hingga skala restaurant. Penambahan bahan seperti bakso, pangsit, ceker, hingga jamur akan membuat makanan ini semakin lezat dan tidak pernah berhenti digemari.

Penjual mi ayam biasanya membeli mi nya di pasar tradisional atau langsung ke produsen. Mi untuk membuat mi ayam biasanya dijual dalam wadah plastik. Isinya sekitar 6 buah. Bentuknya bulat, padat, dan, kering. Beratnya sekitar ½ kg. harganya Rp 4.000,- s/d Rp 6.000,-

Mi yang digunakan sebaiknya sudah terbukti kualitasnya dan gunakan juga merek yang sama agar kualitas mi ayam tidak berubah-ubah. Mi ayam dapat dijual berkeliling menggunakan gerobak atau mangkal di lokasi tertentu yang strategis. Saat ini lebih banyak penjual mi ayam yang memilih mangkal atau menyewa tempat daripada berkeliling. Mereka merasa dengan cara ini, lebih banyak meraih keuntungan.

Perlengkapan usaha mi ayam antara lain gerobak atau etalase alumunium, peralatan masak (kompor dan tabung gas, panci, dan saringan mi), peralatan makan (mangkuk, sendok, garpu, dan gelas), perlengkapan lain-lain (wadah saos, kecap, sambal, dan wadah tissue) seta meja dan kursi secukupnya.

Usaha ini bisa dijalankan dengan atau tanpa karyawan. Karyawan bisa direkrut untuk membantu operasional usaha saat usaha sudah mulai berkembang. Biasanya pedagang mi ayam tidak melakukan aktivitas promosi. Namun, tidak ada salahnya berpromosi, terutama di awal usaha.

Beberapa promosi yang bisa dijalankan antara lain pemberian harga diskon untuk mendorong datangnya pembeli, didukung dengan kualitas dan rasa mi yang lezat, aktivitas promosi dari mulut ke mulut akan berjalan dengan sendirinya. Bentuk promosi lain tentunya dengan memasang spanduk di tempat usaha. Tidak ada salahnya untuk menyediakan juga layanan pesan antar ke daerah sekitar tempat usaha. Ini bisa menjadi nilai tambah usaha kita dibandingkan usaha kaki lima sejenis.

Harga jual mi ayam keliling biasanya lebih murah dibandingkan dengan pedagang yang menetap di lokasi tertentu. Harga mi ayam keliling berkisar Rp 5.000,- s/d Rp 8.000,- per porsi. Sementara harga mi ayam yang mangkal biasanya Rp 8.000,- s/d Rp 12.000,- per porsinya. Perbedaan harga jual terkait dengan biaya sewa tempat dan kelengkapan mi yang dijual. Pedagang yang menetap biasanya melengkapi mi dengan bakso dan pangsit.

Persaingan merupakan salah satu resiko usaha mi ayam. Karena hampir di semua ruas jalan dapat ditemui pedagang makanan ini. Untuk menghindari persaingan, mula-mula pilih lokasi yang belum terdapat pedagang mi ayam. Kalaupun ada, pastikan tidak terlalu dekat. Selanjutnya, kualitas dan rasa makanan, pelayanan serta harga menentukan siapa yang bakal memenangkan persaingan.

Beberapa tip dan trik usaha mi ayam antara lain :
1. Penjual mi ayam biasanya lebih memilih membeli mi siap masak daripada membuat mi sendiri. Faktor kepraktisan menjadi alasannya. Karena, biayanya sama saja dengan membuat sendiri.
2. Selain kualitas makanan, kebersihan dan kenyamanan tempat harus pula diperhatikan. Pastikan lokasi berdagang tidak berada di tempat yang kotor dan berbau. Buatlah pelanggan nyaman dengan menyediakan meja dan kursi secukupnya.
  
Analisis Usaha Mie Ayam

Asumsi :
 1. Masa pakai meja dan kursi serta gerobak atau etalase 5 tahun.
2. Masa pakai peralatan masak (kompor dan tabung gas, panci, dan saringan mi) 3 tahun.
3. Masa pakai peralatan makan (mangkuk, sendok, garpu, dan gelas) 2 tahun.
4. Masa pakai perlengkapan lain-lain (wadah saos, kecap, sambal, dan wadah tissue) 1 tahun.

a. Biaya Investasi
 Meja dan kursi Rp 500.000,-
Gerobak atau etalase Rp 2.000.000,-
Peralatan masak Rp 1.200.000,-
Peralatan makan Rp 1.200.000,-
Perlengkapan lain-lain Rp 200.000,-
Total investasi Rp 5.100.000,-

b. Biaya Operasional per Bulan

1. Biaya Tetap
Penyusutan meja dan kursi (1/60 x Rp 500.000,-) Rp 8.300,-
Penyusutan gerobak dan etalase (1/60 x Rp 2.000.000,-) Rp 33.300,-
Penyusutan peralatan masak (1/36 x Rp 1.200.000,-) Rp 33.300,-
Penyusutan peralatan makan (1/24 x Rp 1.200.000,-) Rp 50.000,-
Penyusutan perlengkapan lain-lain (1/12 x Rp 200.000,-) Rp 16.700,-
Sewa tempat Rp 400.000,-
Total biaya tetap Rp 541.600,-

2. Biaya Variabel
Mi (3 kg x Rp9.000,0/kg x 30 hari) Rp 810.000,-
Ayam (1 ekor x Rp 20.000,-/ekor x 30 hari) Rp 600.000,-
Sawi dan bumbu (Rp 10.000,-/hari x 30 hari) Rp 300.000,-
Kecap (Rp 8.000,-/3 hari x 10 hari) Rp 80.000,-
Gas (Rp 13.000,-/3 hari x 10 hari) Rp 130.000,-
Listrik, kebersihan, dan keamanan Rp 60.000,-
Total biaya variabel Rp 1.980.000,-
Total biaya operasional Rp 2.521.600,-

c. Penerimaan per Bulan

Penjualan mi ayam
(30 mangkuk x Rp 5.000,-/mangkuk x 30 hari) Rp 4.500.000,-

d. Keuntungan per Bulan

Keuntungan = Total penerimaan - total biaya operasional
= Rp 4.500.000,- - Rp 2.521.600,-
= Rp 1.978.400,-

e. Revenue Cost Ratio (R/C)

R/C = Total penerimaan : total biaya operasional
= Rp 4.500.000,- : Rp 2.521.600,-
= 1,78

f. Pay Back Period

Pay back period = (Total biaya investasi : keuntungan) x 1 bulan
= (Rp 5.100.000,- : Rp 1.978.400,-) x 1 bulan
= 2,6 bulan
 

Resep Mie Ayam Super Nikmat

Bahan - bahan :
1/2 kg mie ayam (siap dibeli di pasar)
100 ml Minyak ayam
100 ml Kecap asin
300 gr Daging ayam direbus dan dipotong kotak
3 sdm Kecap manis
2 sdm Kecap Ingris
2 batang Daun bawang dirajang
Caisin, penyedap dan bawang goreng secukupnya.

Bumbu yang diperlukan :
3 siung Bawang putih
5 buah Bawang merah
1 sdt Ketumbar
3 cm Kunyit
3 cm Jahe
4 butir Kemiri

Bahan untuk membuat Kaldu:
2 liter Air
1/2 kg Tulang ayam
1 sdt Garam
1/2 sdt Lada bubuk

Cara membuat :
Kaldu: air direbus hingga mendidih, masukkan tulang ayam, rebus dengan api
kecil hingga kaldu beraroma harum. Tambahkan lada bubuk dan garam.
Tumis bumbu yang dihaluskan hingga harum dan matang, masukkan ayam,
tumis hingga bumbu menyerap ke dalam ayam,tambahkan penyedap, tumis
sebentar, angkat, sisihkan.
Masukkan 2 sdm minyak ayam ke dalam mangkok, 1/4 sdt penyedap.
Rebus mie dan caisin yang telah dirajang hingga matang, angkat dan letakkan
di dalam mangkuk yang telah terisi dengan bumbu, masukkan ayam 2 sdm.
Taburkan bawang goreng dan daun bawang yang telah dirajang.

Note :
Kunci kelezatan mie ayam ada pada minyak ayamnya.
Cara membuat: ambil kulit ayam dan lemaknya, panaskan dengan api kecil
diatas penggorengan, tambahkan 2 siung bawang putih digeprak, panaskan
hingga seluruh minyak keluar dari kulit dan lemak ayam, minyak siap untuk
digunakan.


Mie Ayam (Jamur)

Versi I

 Bahan :
300 gram mie pangsit siap beli, rebus, tiriskan.
10 buah kulit pangsit
50 gram sawi caisim
1 batang daun bawang rajang halus
minyak untuk menggoreng

Semur ayam :
250 gram fillet daging ayam potong dadu
1 1/2 sdm kecap manis
1 sdt kecap asin
150 cc air

Bumbu halus :
4 siung bawang putih
1/2 sdt lada butir
1 1/4 sdt garam
1/2 sdt gula pasir

Kuah :
750 cc kaldu ayam
1 sdt garam
1/2 sdt kaldu bubuk rasa ayam

Cara membuat :
1. Rendam sawi caisim dalam air mendidih selama 5 menit, angkat dan tiriskan.
2. Lipat kulit pangsit menjadi dua, tekuk dan satukan ujungnya, goreng hingga kuning.
3. Buat semur ayam : panaskan 1 sdm minyak goreng, tumis bumbu halus hingga harum, masukkan ayam, kecap manis, kecap asin dan air. Masak hingga air sedikit berkurang.
4. Penyajian : letakkan mie dalam mangkuk, beri sawi dan daun bawang, beri atasnya dengan semur ayam, siram atasnya dengan kuah sesaat sebelum dihidangkan.
5. Hidangkan mie ayam dengan pangsit goreng.

Untuk 2 orang

Versi II

Mie ayam jamur OLEH: Ine

bahan:
1 kantong mie basah mentah (Siap beli, untuk mie ayam, sekantong isi 5 gulung)
5 sendok makan minyak ayam/minyak wijen/minyak bawang
5 sendok makan kecap asin

100 gram caisim/sawi hijau potong2 5 cm, rebus sebentar.

Taburan:
1 lb daun bawang iris halus
2 sendok makan tongjay

ayam:
250 gram dada ayam tanpa tulang, potong kecil2 (1X1X2 cm)
100 gram jamur merang, di potong jadi 4
3 siung bawang putih
1 potong jahe di geprek
2 sendok makan kecap asin
1 sendok makan kecap manis
garam, mercia, gula (pengganti vetsin)
1 sendok makan tepung sagu
300 cc air/kaldu

Cara:
- daging ayam beri 1 sdm kecap asin dan merica, aduk rata, tambahkan 1 sdm tepung sagu, aduk rata, sisihkan.
- Tumis bawang putih dan jahe sampai bawang wangi, masukkan daging ayam, aduk2 agar aroma tumisan bawang dan jahe menempel ke daging ayam, masukkan jamur, kecap asin dan manis, tambahkan air/kaldu, garam, merica, masak sampai bumbu meresap dan ayam matang. sisihkan. ada sedikit kuahnya bisa untuk campuran mie.

kaldu:
1 liter kaldu ayam bening
2 siung bawang putih
1 potong jahe di geprek
garam dan merica

Cara:
tumis bawang putih dan jahe dengan sedikit minyak sampai bawang kuning dan wangi, masukkan dalam kaldu, tambahkan garam dan merica, didihkan.

penyelesaian:
- rebus mie dalam sepanci air, sampai mie 3/4 matang, taruh mie dalam mangkuk yang sudah di beri 1 sm minyak ayam/minyak wijen/minyak bawang+ 1 sm kecap asin + 1 sm kuah dari daging ayam jamur.
- aduk mie dan bumbu sampai rata.
- Tambahkan daging ayam ke atas mie. sawi rebus, taburan.
- sajikan bersama kaldu yang di taburi tongjay.

tambahan lauk jika suka:
pangsit rebus/goreng
baso sapi/ikan

*****

Versi III

Bahan:
1/2 kg mie ayam
100 ml minyak ayam
100 ml kecap asin
300 gr daging ayam rebus potong kotak
3 sdm kecap manis
2 sdm kecap inggris
2 btg daun bawang, rajang
caisin dan bawang goreng

Bumbu halus:
3 bh bawang putih
5 bh bawang merah
1 sdt ketumbar
3 cm kunyit
3 cm jahe
4 btr kemiri

Bahan kaldu:
2 ltr air
1/kg tulang ayam
1 sdt garam
1/2 sdt lada bubuk

cara Membuat:
1. Kaldu: air direbus hingga mendidih, masukkan tulang ayam, rebus dengan api kecil hingga kaldu beraroma harumtambahkan lada bubuk dan garam
2. Tumis bumbu yang dihaluskan hingga harum dan matang
3. Masukkan ayam, tumis hingga bumbu menyerap ke dalam ayam. TUmis sebentar, angkat, sisihkan.
4. Masukkan 2 sdm minyak ayam ke dalam mangkok, tambah penyedap
5. Rebus mie dan caisin yang telah dirajang hingga matang, angkat, letakkan di dalam mangkok yang telah terisi bumbu, masukkan ayam 2 sdm
6. Tambahkan bawang goreng dan daun bawang rajang

Cara membuat minyak ayam:
1. ambil kulit ayam dan lemaknya
2. panaskan dengan api kecil di atas penggorengan
3. tambahkan 2 siung bawang putih digeprek
4. panaskan hingga seluruh minyak keluar dari kulit dan lemak ayam
5. minyak siap digunakan

*****

Wednesday, January 14, 2015

cara membuat mie ayam


Usaha mie ayam adalah salah satu peluang usaha kuliner yang tidak perlu modal tinggi namun dapat menghasilkan profit lumayan. Selain itu mie ayam juga merupakan makanan yang banyak disukai oleh lidah orang Indonesia. Untuk memulai investasi mungkin bias anda persiapkan tips berikut :

1. 5 rombong Mie ayam. harga @1.600.000/rombong , total 8jt invest.
2. Modal kerja Rp 50.000/rombong ( mie, ayam, kecak saos dll 45porsi)
3. Penjualan rata rata 40 porsi @ 3.000 = Rp120.000/hari/rombong
4. Penjual 25% dari penjualan hasil :
*Penjualan per bulan : 40 porsi x Rp 3.000 x 5 rombong x 30 hari =18.000.000 ( omzet)
*Bahan baku sebulan 50.000 x 5 rombong x 30 hari = 7.500.000
*Biaya karyawan dorong 25% x 18.000.000 = 4.500.000
jadi net profit anda :sales 18.000.000
kurangi HBB ( 7.500.000)
Karyawan (4.500.000)
Net profit 6.000.000
( Alhamdulillah lumayan)
BEP investasi 8jt/6jt = 1.3 bulan setelahnya

Untuk resep mie ayam yang unik dan enak dapat anda lihat resep mie ayam special berikut :

Bahan :
300 gr mie basah, rebus, tiriskan
1 sdm minyak sayur
1 sdm kecap asin

Tumisan Ayam :
1/2 ekor (500 gr ayam), sisihkan daging dan tulangnya
200 gr jamur, potong kecil-kecil
3 siung bawang putih, cincang halus
50 ml air
2 sdm saus tiram
1 sdm kecap asin
2 sdm kecap manis
Minyak untuk menumis

Kuah :
1000 ml kaldu ayam (dari rebusan tulang ayam)
3 siung bawang putih, digeprak
3 sdt garam
1 sdt merica bubuk
1 sdt gula pasir
1 batang daun bawang, iris halus
10 buah bakso sapi

Pelengkap :
Kulit pangsit, digoreng
Sawi hijau, seduh dalam kuah, potong-potong
Sambal botol
Cara mengolah :

Tumis ayam:
Potong daging ayam kotak-kotak kecil
Panaskan minyak, tumis bawang putih sampai wangi, masukkan daging ayam, masak sampai kaku. Tambahkan jamur, aduk rata. Masukkan saus tiram, kecap asin, kecap ikan dan kecap manis. Aduk rata. Masak sampai bumbu meresap dan kering. Angkat, sisihkan.

Kuah:
Panaskan kaldu ayam sampai mendidih. Masukkan bawang putih, garam, merica, gula dan bakso. Didihkan kembali sampai bumbu meresap. terkhir masukkan irisan daun bawang.

Penyajian :
Aduk mie yang sudah ditiriskan dengan minyak sayur dan kecap asin.
Taruh mie dalam mangkok, tambahkan dengan potongan sawi, tumis ayam dan kulit pangsit goreng. Hidangkan dengan kuah bakso dan sambal botol.


%SELAMAT MENCOBA%

Kemarau Gersang Di Tanah Hati

“Sungguh Allah telah memberikan karunia kepada orang-orang yang beriman yaitu ketika Allah mengutus di tengah-tengah mereka seorang rasul dari jenis mereka yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, yang menyucikan jiwa mereka dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab dan al-Hikmah (as-Sunnah) padahal sebelumnya mereka berada dalam kesesatan yang amat nyata.” (QS. Ali Imran : 164).

Dari Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perumpamaan ajaran yang diembankan Allah kepadaku yang berupa petunjuk dan ilmu sebagaimana halnya air hujan yang deras menyirami bumi.Ada di antaranya tanah yang bagus dan bisa menyerap air sehingga dapat menumbuhkan tanam-tanaman dan rumput-rumputan yang banyak.Namun, ada pula tanah yang kering dan bisa menampung air yang dengan perantara itu Allah berkenan melimpahkan kemanfaatan kepada banyak manusia; mereka minum darinya, memberikan minum kepada ternaknya, dan mengairi lahan pertanian. Kemudian ada juga air yang jatuh pada tanah jenis lainnya. Hanya saja itu adalah tanah yang tandus dan tidak bisa menumbuhkan tanaman; tidak bisa menampung air dan tidak juga menumbuhkan tanam-tanaman. Maka itulah perumpamaan orang yang memahami agama Allah dan dapat mengambil manfaat darinya berupa ilmu yang Allah ta’ala berikan kepadaku; sehingga dia mengetahuinya dan juga mengajarkan ilmu itu kepada selainnya, dan perumpamaan orang yang sama sekali tidak mau ambil peduli dengan ajaran yang kubawa dan tidak mau menerima petunjuk Allah yang disampaikan melalui perantara diriku.” (HR. Bukhari [79] dalam Kitab al-’Ilm yang dicetak bersama Fath al-Bari, 1/213, dan Muslim [2282/5912] dalam Kitab al-Fadha’il yang dicetak bersama Syarh Muslim [7/288] ini lafazh milik Bukhari).

Al-Qurthubi rahimahullah menjelaskan sebagaimana dinukil oleh al-Hafizh Ibnu Hajar, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan permisalan tentang ajaran agama yang beliau bawa seperti air hujan yang menyirami seluruh bumi, yang datang kepada manusia ketika mereka benar-benar sangat memerlukannya, maka demikian pula keadaan umat manusia sebelum diutusnya beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagaimana air hujan dapat menghidupkan negeri (tanah) yang mati maka demikian pula ilmu-ilmu agama dapat menghidupkan hati yang mati.” (Fath al-Bari, 1/215).

Ibnu Baththal rahimahullah mengatakan, “Di dalam hadits ini terdapat pelajaran yang menunjukkan bahwa tidak ada yang menerima wahyu yang diturunkan Allah yang berupa petunjuk dan agama selain orang yang hatinya bersih dari kesyirikan dan keragu-raguan. Maka hati yang bisa menerima ilmu dan petunjuk itu seperti layaknya tanah yang selalu mengharapkan siraman air, sehingga ia bisa memanfaatkan air itu, hidup, dan kemudian menumbuhkan tanam-tanaman…” (Syarh Ibnu Baththal [ 1/161] as-Syamilah).

Sungguh benar yang disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika hati manusia diliputi dengan ketulusan, ikhlas dan keyakinan yang benar kepada Rabbnya niscaya ajaran Nabi akan mudah diterima dan dilaksanakannya. Sebaliknya, apabila hati itu dipenuhi dengan riya’, kesyirikan, dan kerancuan pemahaman atau bid’ah maka jauhlah ia dari jalan yang lurus. Apabila dia berbicara maka berdasarkan hawa nafsunya. Dan apabila dia bertindak pun mengikuti hawa nafsunya. Hawa nafsu telah menjadi panglima yang mengendalikan akal dan pikirannya. Sungguh malang apabila ternyata kita termasuk orang yang demikian itu.

Ibnu al-Qayyim mengatakan, “Tidaklah kamu jumpai seorang pembuat bid’ah dalam agama kecuali di dalam hatinya terdapat rasa sempit ketika menyimak ayat-ayat yang menyelisihi kebid’ahannya, sebagaimana kamu tidak akan menemukan seorang yang zalim lagi fajir (gemar berbuat dosa) melainkan di dalam hatinya akan muncul kesempitan tatkala menjumpai ayat-ayat yang menghalanginya untuk melampiaskan keinginannya (yang terlarang itu). Renungkanlah makna ini lalu pilihlah apa yang anda senangi bagi diri anda sendiri.” (al-Fawa’id, hal. 80).

Nikmat terbesar untuk kaum beriman, hujan deras yang menyemai benih kebahagiaan. Sesungguhnya ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah karunia terbesar bagi kaum beriman. Hati mereka akan hidup dan merasakan lezatnya iman tatkala mereka mau menerima syari’at dan petunjuk Nabi ini dengan penuh lapang dada dan tangan terbuka.Allah ta’ala berfirman:

Sungguh Allah telah memberikan karunia kepada orang-orang yang beriman yaitu ketika Allah mengutus di tengah-tengah mereka seorang rasul dari jenis mereka yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, yang menyucikan jiwa mereka dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab dan al-Hikmah (as-Sunnah) padahal sebelumnya mereka berada dalam kesesatan yang amat nyata.” (QS. Ali Imran : 164).

Dalam ayat lain Allah ta’ala berfirman: Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu[605], ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya[606] dan Sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan. (QS. al-Anfal : 24).

Ibnu al-Qayyim rahimahullah mengatakan, “Kehidupan yang sejati dan baik adalah kehidupan pada diri orang-orang yang memenuhi seruan Allah dan rasul dengan lahir dan batinnya… Oleh sebab itu orang yang paling sempurna kehidupannya adalah yang paling sempurna dalam memenuhi seruan dakwah Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (al-Fawa’id, hal. 86).

Syaikh as-Sa’di rahimahullah menjelaskan bahwa memenuhi seruan Allah dan Rasul itu merupakan konsekuensi dari keimanan. Makna dari memenuhi seruan Allah dan rasul ialah; tunduk kepada perintah-Nya dan bersegera melaksanakannya, mengajak orang lain untuk melakukannya, menjauhi larangan-larangan-Nya, menahan diri darinya dan melarang orang lain supaya tidak terjerumus ke dalam larangan-Nya (lihat Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 318).

Beliau juga mengatakan, “Sesungguhnya kehidupan hati dan ruh adalah dengan menegakkan ubudiyah (penghambaan) kepada Allah ta’ala, senantiasa menjalankan ketaatan kepada-Nya, dan ketaatan kepada Rasul-Nya secara terus menerus.” (Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 318).

Apabila ‘kemarau’ melanda hati manusia

Ibnu al-Qayyim rahimahullah mengatakan, “Kemarau yang melanda hati adalah kelalaian. Kelalaian itulah hakikat kekeringan dan kemarau yang menimpanya. Selama seorang hamba tetap mengingat Allah dan mengabdikan diri kepada-Nya niscaya hujan rahmat akan turun kepadanya sebagaimana layaknya air hujan yang terus menerus turun. Namun, apabila ia lalai maka ia akan mengalami masa kering yang berbanding lurus dengan sedikit banyaknya kelalaian yang terjadi padanya. Dan apabila ternyata kelalaian telah berhasil menjajah dan menguasai dirinya maka jadilah ‘buminya’ itu hancur dan binasa…” (Asrar as-Shalah, hal. 4).

Allah ta’ala berfirman :

Maka Apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. mereka itu dalam kesesatan yang nyata. (QS. az-Zumar : 22).
Ketika menafsirkan ayat di atas, Syaikh as-Sa’di rahimahullah mengatakan, “Bahwa orang-orang semacam itu tidak melembut hatinya untuk menerima [ajaran] Kitab-Nya, tidak mau mengambil pelajaran dari ayat-ayat-Nya, serta tidak merasa tenang dengan berdzikir kepada-Nya. Bahkan hatinya selalu berpaling dari Rabbnya dan condong kepada selain-Nya. Maka mereka itulah orang-orang yang layak untuk mendapatkan kebinasaan yang amat sangat dan keburukan yang sangat besar.” (Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 722).Kemarau di hati akan menyumbat air mata taubat.

Saudaraku sekalian -semoga Allah menambahkan kepada kita keyakinan kepada-Nya- apabila kita cermati lagi kondisi hati kita barangkali keterangan dari ayat-ayat, hadits, dan ucapan para ulama yang kami nukil di atas akan menyadarkan kita bahwa salah satu sebab pokok jauhnya manusia dari jalan kebenaran dan sosok ideal pengikut jalan hidup para salafush shalih adalah karena jauhnya keadaan kita dari kondisi hati orang beriman yang sesungguhnya.
Allah ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah orang-orang yang apabila disebutkan (nama) Allah maka bergetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka dan hanya bertawakal kepada Rabb mereka.” (QS. al-Anfal : 2).

Syaikh as-Sa’di rahimahullah mengatakan ketika menerangkan kandungan ayat ini, “Ayat ini juga menunjukkan bahwa sudah semestinya setiap hamba menjaga kondisi imannya dan berusaha untuk menumbuh-kembangkan iman itu di dalam dirinya. Dan cara paling utama untuk bisa mewujudkan hal itu adalah dengan merenungkan Kitabullah ta’ala dan memperhatikan kandungan makna-maknanya.” (Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 315).

Inilah realita yang menimpa kebanyakan manusia! Mereka jauh dari Kitabullah dan hanyut dalam urusan dunia mereka. Sehingga menyebabkan hati mereka keras dan mata mereka sedikit sekali meneteskan air mata taubat dan penyesalan atas dosa-dosanya. Inilah musibah besar yang dikeluhkan Rasulullah kepada Rabbnya. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan berkatalah rasul; ‘Wahai Rabbku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan al-Qur’an ini sesuatu yang tidak diacuhkan.” (QS. al-Furqan : 30).

Siapakah mereka yang telah menelantarkan al-Qur’an itu dan tidak mau mengacuhkannya? Tidak lain adalah kalangan pecandu dosa dan penggemar maksiat. Oleh sebab itu setelah menceritakan keluhan Nabi ini, Allah ta’ala menghibur beliau dengan firman-Nya (yang artinya), “Dan seperti itulah Kami adakan bagi tiap-tiap Nabi musuh dari kalangan orang-orang yang pendosa. Dan cukuplah Rabbmu sebagai pemberi petunjuk dan penolong.” (QS. al-Furqan : 31). Seolah-olah Allah ingin mengatakan kepada Nabi-Nya bahwa kejadian semacam ini bukan saja menimpamu wahai Muhammad. Karena sesungguhnya para nabi sebelummu pun mengalami nasib yang serupa. Mereka juga dimusuhi oleh kaumnya dan Kitab sucinya tidak diindahkan oleh mereka. Maka janganlah engkau sedih, karena sesungguhnya yang memusuhi ajaranmu adalah barisan orang-orang yang wataknya memang gemar berbuat dosa (lihat Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 582).

Maka apakah yang terjadi -wahai saudaraku yang kucintai- apabila hati seorang manusia telah diliputi kecintaan yang sangat dalam kepada sosok-sosok biduanita, kecanduan yang sangat berat kepada irama musik yang menjauhkan umat dari Rabbnya, begitu haus akan warta terkini mengenai selebritis idolanya, gandrung akan mode busana ala bintang Hollywood Amerika, dan sangat hobi duduk di depan layar kaca menikmati sinetron-sinetron yang dusta, maka saksikanlah akibatnya; mushaf al-Qur’an yang bertebaran di negeri kaum muslimin seolah menjadi rongsokan tak berharga yang tak diminati oleh manusia. Maka jadilah hati mereka kering kerontang, malas menjalankan aturan agama, sedikit menangisi dosanya, bahkan merasa bangga dengan gaya hidup ala penduduk neraka. Laa haula wa laa quwwata illa billaah!

Inilah keasingan ajaran Islam yang menimpa kaum muslimin dewasa ini; ketika cengkeraman Yahudi dan bala tentara Iblis tengah bekerja untuk menghabisi nyawa umat ini dan berusaha meluluhlantakkan benteng pertahanan mereka. Di manakah kita berada? Apakah kita termasuk antek Yahudi dan Iblis ataukah pengikut setia ajaran Kitabullah ta’ala? Semoga Allah melindungi kita dan melimpahkan taufik-Nya kepada kita. Sesungguhnya tipu daya syaitan itu sangatlah lemah…

Mengapa Hati Membatu?
Ibnu al-Qayyim rahimahullah mengatakan dalam kitabnya Bada’i al-Fawa’id [3/743], “Tatkala mata telah mengalami kekeringan disebabkan tidak pernah menangis karena takut kepada Allah ta’ala, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya keringnya mata itu adalah bersumber dari kerasnya hati. Hati yang paling jauh dari Allah adalah hati yang keras.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berdoa kepada Allah agar terlindung dari hati yang tidak khusyu’, sebagaimana terdapat dalam hadits, “Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari hawa nafsu yang tidak pernah merasa kenyang, dan dari doa yang tidak dikabulkan.” (HR. Muslim [2722]).

Di antara sebab kerasnya hati adalah :
Berlebihan dalam berbicara
Melakukan kemaksiatan atau tidak menunaikan kewajiban
Terlalu banyak tertawa
Terlalu banyak makan
Banyak berbuat dosa
Berteman dengan orang-orang yang jelek agamanya

Agar hati yang keras menjadi lembut [diringkas dari al-Buka' min Khas-yatillah, hal. 18-33 karya Ihsan bin Muhammad al-'Utaibi]
Disebutkan oleh Ibnu al-Qayyim di dalam al-Wabil as-Shayyib [hal.99] bahwa suatu ketika ada seorang lelaki yang berkata kepada Hasan al-Bashri, “Wahai Abu Sa’id! Aku mengadu kepadamu tentang kerasnya hatiku.” Maka Beliau menjawab, “Lembutkanlah hatimu dengan berdzikir.”

Sebab-sebab agar hati menjadi lembut dan mudah menangis karena Allah antara lain :

•Mengenal Allah melalui nama-nama, sifat-sifat, dan perbuatan-perbuatan-Nya
•Membaca al-Qur’an dan merenungi kandungan maknanya
•Banyak berdzikir kepada Allah
•Memperbanyak ketaatan
•Mengingat kematian, menyaksikan orang yang sedang di ambang kematian atau melihat jenazah orang

•Mengkonsumsi makanan yang halal
•Menjauhi perbuatan-perbuatan maksiat
•Sering mendengarkan nasehat
•Mengingat kengerian hari kiamat, sedikitnya bekal kita dan merasa takut kepada Allah
•Meneteskan air mata ketika berziarah kubur
•Mengambil pelajaran dari kejadian di dunia seperti melihat api lalu teringat akan neraka
•Berdoa
•Memaksa diri agar bisa menangis di kala sendiri.

Syaikh As-Sa’di rahimahullah menjelaskan bahwa kerasnya hati ini termasuk hukuman paling parah yang menimpa manusia (akibat dosanya). Ayat-ayat dan peringatan tidak lagi bermanfaat baginya. Dia tidak merasa takut melakukan kejelekan, dan tidak terpacu melakukan kebaikan, sehingga petunjuk (ilmu) yang sampai kepadanya bukannya menambah baik justru semakin menambah buruk keadaannya (lihat Taisir Al-Karim Ar-Rahman, hal. 225)