“Dan bersabarlah kamu, Sesungguhnya janji Allah adalah benar dan
sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat
Allah) itu menggelisahkan kamu.(Ar-Rum 60)
Tidak ada jalan yang terlalu panjang bagi orang yang melangkah
tanpa tergesa-gesa dan tidak ada penghargaan yang tidak dapat diraih bagi orang
yang mempersiapkan diri untuk mendapatkannya dengan kesabaran. (Bruyere).
Dalam hidup ini begitu banyak tantangan yang harus dihadapi
dengan kesabaran. Bagi mereka yang tidak sabar, maka siap-siap untuk
dikecewakan oleh tindakannya itu.
Kesabaran adalah kata yang indah dan mudah diucapkan, tapi ternyata
tidak banyak orang yang mampu melakukannya. Dan derajat kesabaran inilah
sesungguhnya yang membedakan hidup orang sukses dengan orang gagal dalam
aktivitas hidupnya. Termasuk di dalamnya berlaku juga pada dunia kerja di mana
pun. Terkait dengan ini, pantas saja seorang bijak pernah mengatakan,: Orang
sukses adalah orang yang terus mencoba, meskipun telah mengalami banyak
kegagalan. Ia memandang kehidupan sebagai peluang untuk mencapai kesuksesan.
Dengan kata lain, di dunia ini tidak ada sesuatu kesuksesan apa
pun yang tidak dapat diraih oleh orang-orang yang mampu mempersiapkan dirinya
secara baik untuk mendapatkannya dengan penuh kesabaran. Hal ini dapat kita
buktikan dari kisah-kisah atau perjalanan hidup orang sukses (Terutama para
Nabi utusan Allah).
Menjadi pemenang, tidak selalu menggunakan kekuatan fisik,
tetapi dengan kesabaran, syukur, dan ikhlas justru mempunyai kekuatan luar
biasa. Ketiga sifat tersebut merupakan bukti keimanan seseorang, sumber
kebahagiaan, kesuksesan, dan dapat menarik kekayaan. Paling penting adalah ketiganya mampu
mengantarkan pengamalnya kepada pahala yang berlimpah dan masuk surga penuh
kenikmatan. Bagaimana
Beberapa Tuntunan Sabar Dalam Al Quran.
Dalam al-Qur’an, kata sabar dengan segala penggunaannya disebut
kurang lebih sebanyak 103 kali. Dari penyebutan yang banyak itu dapat dijadikan
sebagai petunjuk bahwa sabar adalah sesuatu yang penting. Bahkan sabar
merupakan kunci sukses dalam hidup. Hal ini sesuai dengan pepatah Arab: “man
shobaro dhofaro” yang berarti siapa yang bersabar, maka ia akan sukses.
Diantara tuntunan sabar dalam al-Qur’an :
Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat
sebagai penolongmu[99], Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. ( Al
Baqarah153).
“Dan jika kamu memberikan balasan, Maka balaslah dengan Balasan
yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu[846]. akan tetapi jika kamu
bersabar, Sesungguhnya Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar. 127.
bersabarlah (hai Muhammad) dan Tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan
pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka
dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan. (
An-Nahl: 126-127)
Maksudnya pembalasan yang dijatuhkan atas mereka janganlah
melebihi dari siksaan yang ditimpakan atas kita. “Dan bersabarlah kamu, Sesungguhnya janji Allah adalah benar dan
sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat
Allah) itu menggelisahkan kamu. (Ar-Rum
60 )
Kapan waktunya bersabar?
Ada yang salah dalam praktek keseharian dan menyebutnya dengan
sabar ketika berlalunya sebuah peristiwa. Lalu kapan waktunya bersabar itu ?.
Sabar dibutuhkan pada waktu sebelum, sedang dan sesudah berbuat atau bersikap.
Sabar pada sebelum dan awal perbuatan yaitu upaya untuk meluruskan niat dan
mengukuhkan tekad serta merancang perbuatan. Sabar sedang atau beserta
perbuatan adalah sebuah harapan hingga tercapai dengan sempurna dan sukses
perbuatan tersebut. Atau agar tidak melalaikan Allah dan tidak malas untuk
menetapi pelaksanaan peraturan hingga tuntas. Selalu sabar melawan kelemahan,
kekesalan dan kejenuhan. Dan sabar setelah berbuat adalah sabar menjaga amal
itu dengan ihlas hingga selamat dari sum’ah dan ujub (sombong).
Rintangan Kesabaran
Sabar merupakan sesuatu yang paling berat dan tidak menyenangkan
bagi kita. Karena di dalamnya mengandung hal-hal yang sering kali belawanan
dengan sifat kebinatangan kita. Salah satu dari sekian sebab gagalnya seseorang
dalam menjaga dan mempertahankan sabar adalah rasa pesimisme dan kekurangan
yakin akan balasan dan janji Allah. Abu Thalib Al-Makki dalam kitabnya Quwwatul
Qulub menjelaskan bahwa: “orang yang paling baik sabarnya ketika tertimpa
musibah adalah mereka yang paling banyak yaqinnya dan kebanyakan manusia yang
suka mengeluh dan dendam dalam menerima musibah adalah mereka yang sedikit
keyakinannya”. Ia juga menegaskan bahwa: sabar merupakan penyebab masuk surga
dan penyelamat dari siksa neraka, karena Rasulullah SAW bersabda; surga
diliputi oleh hal-hal yang tidak menyenangkan dan neraka diliputi nafsu
syahwat.
Dan ketahuilah bahwa kebanyakan maksiat yang dilakukan manusia
disebabkan oleh dua faktor; kurang sabar dalam hal-hal yang disenangi dan
kurang sabar dalam hal-hal yang tidak disenangi. Beratnya sabar juga karena
dalam sabar harus disertai syukur, Nabi bersabda: Iman itu setengahnya adalah
kesabaran dan setengahnya lagi adalah syukur. Karena itu, jika ada orang yang
bersyukur tetapi tidak bisa bersabar maka imannya tidak sempurna. Saking
beratnya itu, sahabat Ali karramahullahu Wajhah menjadikan sabar sebagai salah
satu rukun iman. Ia berkata bahwa Islam dibangun dengan empat tiang (pondasi):
Yakin, sabar, jihad, dan adil. Karena itulah Allah menyediakan tiga pahala bagi
mereka yang sabar, yakni: kesejahteraan di dunia dan akhirat, rahmat dan kasih
sayang Allah, dan petunjuk dalam menghadapi berbagai kesulitan yang dihadapi.
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah
berita gembira kepada orang-orang yang sabar. 156. (yaitu) orang-orang yang
apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi
raaji’uun”[101]. 157. mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan
rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
(QS. Al Baqarah: 155-157)
Artinya: Sesungguhnya Kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah
Kami kembali. kalimat ini dinamakan kalimat istirjaa (pernyataan kembali kepada
Allah). Disunatkan menyebutnya waktu ditimpa marabahaya baik besar maupun kecil.
Disamping itu antara lain; memperoleh pahala lebih baik,
memperoleh derajat kepemimpinan, mendapat lindungan Allah dari tipu daya dan
lain-lain.
Hanya orang sabar yang akan sukses dalam perjalanan hidupnya.
Karena itu Sahabat Ali karramahullahu Wajhah berkata: Allah menyayangi
seseorang yang mempergunakan kesabarannya sebagai kendaraanmya dan taqwa
sebagai bekal kematiannya. Sabar juga menjadi salah satu alat uji bagi manusia,
dengan sabar akan diketahui siapa yang betul-betul beriman. Sabar mendidik kaum
beriman mengasah permata iman dan menjernihkan hatinya dan dapat meningkatkan
posisi di mata Allah. Oleh karena itu, sabar harus terus menerus ditingkatkan.
Kiat Untuk Bersabar
Ada beberapa kiat atau tips agar kita selalu bisa sabar, yaitu:
1.Memahami arti kehidupan dunia dengan sebenarnya.
2.Menyadari eksistensi diri
3.Keyakinan akan pahala yang lebih baik
4.Keyakinan akan terbebas dari musibah
5.Meneladani orang-orang yang sabar
6.Berhati-hati terhadap kendala-kendala kesabaran antara lain;
tergesa-gesa, marah-marah, rasa susah, sedih yang mendalam, dan putus asa.
Kunci Sukses Dalam Kehidupan
Menurut Imam Ghazali, manusia memiliki dua dimensi kepribadian,
yaitu 1) al-Bu’dul Malakuti atau dimensi kemalaikatan, yaitu sisi kebaikan yang
ada dalam diri manusia. Dimensi ini mendorong kita untuk berbuat baik yang
membuat pemiliknya, misalnya sangat sensitif sekaligus responsif atas
penderitaan orang lain dan siap membantunya. Dimensi ini membawa manusia
menjadi dekat dengan Allah dan dapat melindungi diri dari hal-hal yang membawa
petaka dan kerugian. Dimensi 2) adalah al-Bu’dul Bahumi atau dimensi
kebinatangan, yaitu sisi buruk dalam diri manusia. Dimensi ini mendorong
manusia berbuat buruk dan dimensi ini yang membuka bagi masuknya setan dalam
diri manusia. Perlu diketahui bahwa sebenarnya setan tidak bisa menyesatkan
hamba-hamba Allah kecuali mereka yang membuka dimensi kedua ini. Dan dimensi
kedua ini, oleh Imam Ghozali disebut sebagai madakhil as-syaitan (pinu gerbang
masuknya setan).
Antara kedua dimensi itu selalu konflik dan mengobarkan serta
terus menerus menyulut permusuhan (pertempuran abadi) yang dalam Islam disebut
dengan jihad akbar. Jihad besar justru bukan melawan orang lain tapi melawan
bagian dari diri kita sendiri. Bila dimensi pertama tidak kuat, maka akan
dikalahkan dengan dimensi kedua. Nah salah satu senjata yang dapat menopang dan
menguatkan manusia untuk memenangkan pertarungan tersebut adalah sabar. Hal ini
seperti tersebut dalam Al Quranul Karim: "Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan
Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang
khusyu’,"(QS. Al-Baqarah [2]: 4)
Keampuhan sabar dalam menunjang kesuksesan orang sudah
dibuktikan oleh psikologi modern. Dalam buku emotional Intelligence karya
Daniel Goldman disebutkan bahwa yang menentukan sukses tidaknya seseorang
bukanlah kecerdasan intelektual, tapi kecerdasan emosional. Kecerdasan
emosional diukur dari kemampuan manusia mengendalikan emosi dan menahan diri.
Dalam Islam, kemampuan mengendalikan emosi dan menahan diri itu disebut sabar,
sehingga orang yang paling sabar adalah orang yang paling tinggi kecerdasan
emosionalnya. Pendapat Goldman ini sesuai juga dengan pendapat Doktor Salih
Ngudaimah –penulis buku Mustalahat Qur’aniyyah- yang menyatakan bahwa
kebanyakan pelanggaran (maksiat) yang dilakukan seseorang itu karena dua hal,
yaitu kurang sabar dalam hal-hal yang dicintainya dan kurang sabar dalam
hal-hal yang tidak disukainya. Oleh karena itu, sabar diharuskan pada seluruh
keadaan dan situasi yang dihadapi manusia. Diantara sekian keadaan dan situasi
itu, dalam al-Qur’an ditemukan perintah bersabar dalam beberapa keadaan:
*Dalam menanti ketetapan Allah (QS. Yunus: 109)
*Menanti datangnya janji atau hari kemenangan (QS. Ar-Rum: 60)
*Menghadapi ejekan (gangguan) orang-orang yang tidak percaya
(QS. Thaha: 130)
*Menghadapi kehendak nafsu untuk melakukan pembalasan yang tidak
setimpal (QS. An-Nahl: 127)
*Dalam melaksanakan ibadah (QS. Maryam: 65, dan Thaha: 132)
*Dalam mengahadapi malapetaka (QS. Luqman: 17)
*Dalam usaha memperoleh apa-pa yang dibutuhkan (QS. Al-Baqarah:
153)
Dari beberapa konteks tersebut dapat disimpulkan bahwa ada tiga
jenis sabar, yaitu: sabar dalam menghadapi musibah, sabar dalam melakukan
ibadah, dan sabar dalam menahan diri untuk tidak melakukan maksiat. Pada sisi
lain, al-Qur’an menekankan sabar dalam tiga hal, 1) dalam usaha mencapai apa
yang dibutuhkan, 2) dalam menghadapi malapetaka, 3) dalam peperangan dan
perjuangan.
Langkah-langkah Menuju Sukses
* Mau mengambil risiko. Orang sukses berupaya untuk mencapai
target, melakukan penghematan, membangun relasi dengan banyak orang, dan gesit
mencoba sesuatu yang baru guna mengikuti perkembangan zaman.
* Percaya diri dan merasakan bahwa dirinya berbuat sesuatu untuk
dunia. Orang sukses memandang sebuah dunia yang besar dan ingin memainkan
peranan penting di dalamnya. Mereka tetap bekerja sesuai keterampilan mereka,
sambil tetap menyadari bahwa keterampilan inti memberi nilai kepada
keterampilan lainnya. Mereka juga sadar, karya terbaik akan menghasilkan
kompensasi bagi mereka.
* Menikmati apa yang sedang mereka lakukan. Orang sukses mampu
melihat pekerjaan sebagai kesenangan; mereka memilih bekerja di mana mereka
dapat unggul. Orang sukses menyukai tantangan; mereka menikmati pencapaian
puncak permainan mereka, apakah di pekerjaan, dll.
* Menjadi pelajar seumur hidup. Orang sukses menyadari,
pendidikan tak pernah berakhir tapi dimulai di setiap tingkatan kehidupan dan
terus berlanjut hingga akhir kehidupan. Pendidikan tidak terbatas di ruang
kelas; artinya mencoba ide baru, membaca buku, surat kabar, majalah, dan
menggunakan Internet merupakan bentuk pendidikan pula. Karena itu, tetaplah
mengalir sesuai perubahan ketertarikan dan kemampuan Anda, dan nikmati
perubahan. Ini akan membantu Anda tumbuh dan merasakan lebih percaya diri.
* Berpandangan positif terhadap apa yang dapat dikerjakan. Orang
sukses percaya gelas itu setengah penuh dan bukan setengah kosong. Mereka
menanamkan semangat pada diri sendiri dan dapat membayangkan diri bagaimana
mereka berhasil menyelesaikan suatu tugas sulit atau mencapai penghargaan
tertinggi. Orang sukses berbuat bagaikan pelatih bagi orang lain, dengan
menyuguhkan pesan-pesan positif dalam kehidupan sehari-hari. Mereka senang
melihat orang lain membuat tonggak sejarah dalam kehidupan mereka.
* Memotivasi diri sendiri. Orang sukses mempunyai banyak cara
untuk memotivasi diri sendiri sehingga dapat terus berkarya lebih baik dari
yang lain. Ada yang dengan cara melakukan beberapa pekerjaan setiap hari pada
bidang berbeda. Seorang pria setengah baya memotivasi dirinya sendiri dengan
mencoba mendapatkan lebih banyak uang daripada kakaknya. Seorang wanita berusia
29 tahun menjadi perawat top untuk menunjukkan kepada bekas gurunya bahwa dia
memiliki keterampilan dan kecerdasan memadai untuk mencapai profesi itu.
* Tidak bekerja setengah-setengah. Orang sukses menyelesaikan
tugas tidak dengan setengah-setengah. Mereka menggunakan cara kreatif dalam
meraih sukses. Meski mungkin membutuhkan waktu lebih lama, mereka akhirnya
melampaui garis finis. Mereka manfaatkan waktu dengan baik dalam mensinergikan
kemampuan fisik dan mental untuk mencapai sukses.
Akhirnya, sesungguhnya setiap orang berpeluang untuk sukses
dalam bidangnya masing-masing, termasuk kita yang sedang berjuang mendapatkan
pekerjaan atau sukses dalam usaha. Anda ingin sukses? Maka, tanamkanlah dalam
diri Anda nilai-nilai kesabaran dan lakukan kiat-kiat tersebut sebagai
realisasi kesabaran Anda.***
No comments:
Post a Comment