Sunday, January 4, 2015

KAPAN WAKTUNYA KITA BERSABAR?

“Dan bersabarlah kamu, Sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu.(Ar-Rum 60) 

Tidak ada jalan yang terlalu panjang bagi orang yang melangkah tanpa tergesa-gesa dan tidak ada penghargaan yang tidak dapat diraih bagi orang yang mempersiapkan diri untuk mendapatkannya dengan kesabaran. (Bruyere).

Dalam hidup ini begitu banyak tantangan yang harus dihadapi dengan kesabaran. Bagi mereka yang tidak sabar, maka siap-siap untuk dikecewakan oleh tindakannya itu.  Kesabaran adalah kata yang indah dan mudah diucapkan, tapi ternyata tidak banyak orang yang mampu melakukannya. Dan derajat kesabaran inilah sesungguhnya yang membedakan hidup orang sukses dengan orang gagal dalam aktivitas hidupnya. Termasuk di dalamnya berlaku juga pada dunia kerja di mana pun. Terkait dengan ini, pantas saja seorang bijak pernah mengatakan,: Orang sukses adalah orang yang terus mencoba, meskipun telah mengalami banyak kegagalan. Ia memandang kehidupan sebagai peluang untuk mencapai kesuksesan.

Dengan kata lain, di dunia ini tidak ada sesuatu kesuksesan apa pun yang tidak dapat diraih oleh orang-orang yang mampu mempersiapkan dirinya secara baik untuk mendapatkannya dengan penuh kesabaran. Hal ini dapat kita buktikan dari kisah-kisah atau perjalanan hidup orang sukses (Terutama para Nabi utusan Allah).

Menjadi pemenang, tidak selalu menggunakan kekuatan fisik, tetapi dengan kesabaran, syukur, dan ikhlas justru mempunyai kekuatan luar biasa. Ketiga sifat tersebut merupakan bukti keimanan seseorang, sumber kebahagiaan, kesuksesan, dan dapat menarik kekayaan.  Paling penting adalah ketiganya mampu mengantarkan pengamalnya kepada pahala yang berlimpah dan masuk surga penuh kenikmatan. Bagaimana
Beberapa Tuntunan Sabar Dalam Al Quran.

Dalam al-Qur’an, kata sabar dengan segala penggunaannya disebut kurang lebih sebanyak 103 kali. Dari penyebutan yang banyak itu dapat dijadikan sebagai petunjuk bahwa sabar adalah sesuatu yang penting. Bahkan sabar merupakan kunci sukses dalam hidup. Hal ini sesuai dengan pepatah Arab: “man shobaro dhofaro” yang berarti siapa yang bersabar, maka ia akan sukses.

Diantara tuntunan sabar dalam al-Qur’an :
Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu[99], Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. ( Al Baqarah153).

“Dan jika kamu memberikan balasan, Maka balaslah dengan Balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu[846]. akan tetapi jika kamu bersabar, Sesungguhnya Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar. 127. bersabarlah (hai Muhammad) dan Tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan. ( An-Nahl: 126-127)

Maksudnya pembalasan yang dijatuhkan atas mereka janganlah melebihi dari siksaan yang ditimpakan atas kita. “Dan bersabarlah kamu, Sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu.  (Ar-Rum 60 )

Kapan waktunya bersabar?

Ada yang salah dalam praktek keseharian dan menyebutnya dengan sabar ketika berlalunya sebuah peristiwa. Lalu kapan waktunya bersabar itu ?. Sabar dibutuhkan pada waktu sebelum, sedang dan sesudah berbuat atau bersikap. Sabar pada sebelum dan awal perbuatan yaitu upaya untuk meluruskan niat dan mengukuhkan tekad serta merancang perbuatan. Sabar sedang atau beserta perbuatan adalah sebuah harapan hingga tercapai dengan sempurna dan sukses perbuatan tersebut. Atau agar tidak melalaikan Allah dan tidak malas untuk menetapi pelaksanaan peraturan hingga tuntas. Selalu sabar melawan kelemahan, kekesalan dan kejenuhan. Dan sabar setelah berbuat adalah sabar menjaga amal itu dengan ihlas hingga selamat dari sum’ah dan ujub (sombong).

Rintangan Kesabaran

Sabar merupakan sesuatu yang paling berat dan tidak menyenangkan bagi kita. Karena di dalamnya mengandung hal-hal yang sering kali belawanan dengan sifat kebinatangan kita. Salah satu dari sekian sebab gagalnya seseorang dalam menjaga dan mempertahankan sabar adalah rasa pesimisme dan kekurangan yakin akan balasan dan janji Allah. Abu Thalib Al-Makki dalam kitabnya Quwwatul Qulub menjelaskan bahwa: “orang yang paling baik sabarnya ketika tertimpa musibah adalah mereka yang paling banyak yaqinnya dan kebanyakan manusia yang suka mengeluh dan dendam dalam menerima musibah adalah mereka yang sedikit keyakinannya”. Ia juga menegaskan bahwa: sabar merupakan penyebab masuk surga dan penyelamat dari siksa neraka, karena Rasulullah SAW bersabda; surga diliputi oleh hal-hal yang tidak menyenangkan dan neraka diliputi nafsu syahwat.

Dan ketahuilah bahwa kebanyakan maksiat yang dilakukan manusia disebabkan oleh dua faktor; kurang sabar dalam hal-hal yang disenangi dan kurang sabar dalam hal-hal yang tidak disenangi. Beratnya sabar juga karena dalam sabar harus disertai syukur, Nabi bersabda: Iman itu setengahnya adalah kesabaran dan setengahnya lagi adalah syukur. Karena itu, jika ada orang yang bersyukur tetapi tidak bisa bersabar maka imannya tidak sempurna. Saking beratnya itu, sahabat Ali karramahullahu Wajhah menjadikan sabar sebagai salah satu rukun iman. Ia berkata bahwa Islam dibangun dengan empat tiang (pondasi): Yakin, sabar, jihad, dan adil. Karena itulah Allah menyediakan tiga pahala bagi mereka yang sabar, yakni: kesejahteraan di dunia dan akhirat, rahmat dan kasih sayang Allah, dan petunjuk dalam menghadapi berbagai kesulitan yang dihadapi.

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. 156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”[101]. 157. mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al Baqarah: 155-157)

Artinya: Sesungguhnya Kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah Kami kembali. kalimat ini dinamakan kalimat istirjaa (pernyataan kembali kepada Allah). Disunatkan menyebutnya waktu ditimpa marabahaya baik besar maupun kecil.

Disamping itu antara lain; memperoleh pahala lebih baik, memperoleh derajat kepemimpinan, mendapat lindungan Allah dari tipu daya dan lain-lain.

Hanya orang sabar yang akan sukses dalam perjalanan hidupnya. Karena itu Sahabat Ali karramahullahu Wajhah berkata: Allah menyayangi seseorang yang mempergunakan kesabarannya sebagai kendaraanmya dan taqwa sebagai bekal kematiannya. Sabar juga menjadi salah satu alat uji bagi manusia, dengan sabar akan diketahui siapa yang betul-betul beriman. Sabar mendidik kaum beriman mengasah permata iman dan menjernihkan hatinya dan dapat meningkatkan posisi di mata Allah. Oleh karena itu, sabar harus terus menerus ditingkatkan.
Kiat Untuk Bersabar

Ada beberapa kiat atau tips agar kita selalu bisa sabar, yaitu:
1.Memahami arti kehidupan dunia dengan sebenarnya.
2.Menyadari eksistensi diri
3.Keyakinan akan pahala yang lebih baik
4.Keyakinan akan terbebas dari musibah
5.Meneladani orang-orang yang sabar
6.Berhati-hati terhadap kendala-kendala kesabaran antara lain; tergesa-gesa, marah-marah, rasa susah, sedih yang mendalam, dan putus asa.

Kunci Sukses Dalam Kehidupan

Menurut Imam Ghazali, manusia memiliki dua dimensi kepribadian, yaitu 1) al-Bu’dul Malakuti atau dimensi kemalaikatan, yaitu sisi kebaikan yang ada dalam diri manusia. Dimensi ini mendorong kita untuk berbuat baik yang membuat pemiliknya, misalnya sangat sensitif sekaligus responsif atas penderitaan orang lain dan siap membantunya. Dimensi ini membawa manusia menjadi dekat dengan Allah dan dapat melindungi diri dari hal-hal yang membawa petaka dan kerugian. Dimensi 2) adalah al-Bu’dul Bahumi atau dimensi kebinatangan, yaitu sisi buruk dalam diri manusia. Dimensi ini mendorong manusia berbuat buruk dan dimensi ini yang membuka bagi masuknya setan dalam diri manusia. Perlu diketahui bahwa sebenarnya setan tidak bisa menyesatkan hamba-hamba Allah kecuali mereka yang membuka dimensi kedua ini. Dan dimensi kedua ini, oleh Imam Ghozali disebut sebagai madakhil as-syaitan (pinu gerbang masuknya setan).
Antara kedua dimensi itu selalu konflik dan mengobarkan serta terus menerus menyulut permusuhan (pertempuran abadi) yang dalam Islam disebut dengan jihad akbar. Jihad besar justru bukan melawan orang lain tapi melawan bagian dari diri kita sendiri. Bila dimensi pertama tidak kuat, maka akan dikalahkan dengan dimensi kedua. Nah salah satu senjata yang dapat menopang dan menguatkan manusia untuk memenangkan pertarungan tersebut adalah sabar. Hal ini seperti tersebut dalam Al Quranul Karim: "Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’,"(QS. Al-Baqarah [2]: 4)

Keampuhan sabar dalam menunjang kesuksesan orang sudah dibuktikan oleh psikologi modern. Dalam buku emotional Intelligence karya Daniel Goldman disebutkan bahwa yang menentukan sukses tidaknya seseorang bukanlah kecerdasan intelektual, tapi kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional diukur dari kemampuan manusia mengendalikan emosi dan menahan diri. Dalam Islam, kemampuan mengendalikan emosi dan menahan diri itu disebut sabar, sehingga orang yang paling sabar adalah orang yang paling tinggi kecerdasan emosionalnya. Pendapat Goldman ini sesuai juga dengan pendapat Doktor Salih Ngudaimah –penulis buku Mustalahat Qur’aniyyah- yang menyatakan bahwa kebanyakan pelanggaran (maksiat) yang dilakukan seseorang itu karena dua hal, yaitu kurang sabar dalam hal-hal yang dicintainya dan kurang sabar dalam hal-hal yang tidak disukainya. Oleh karena itu, sabar diharuskan pada seluruh keadaan dan situasi yang dihadapi manusia. Diantara sekian keadaan dan situasi itu, dalam al-Qur’an ditemukan perintah bersabar dalam beberapa keadaan:

*Dalam menanti ketetapan Allah (QS. Yunus: 109)
*Menanti datangnya janji atau hari kemenangan (QS. Ar-Rum: 60)
*Menghadapi ejekan (gangguan) orang-orang yang tidak percaya (QS. Thaha: 130)
*Menghadapi kehendak nafsu untuk melakukan pembalasan yang tidak setimpal (QS. An-Nahl: 127)
*Dalam melaksanakan ibadah (QS. Maryam: 65, dan Thaha: 132)
*Dalam mengahadapi malapetaka (QS. Luqman: 17)
*Dalam usaha memperoleh apa-pa yang dibutuhkan (QS. Al-Baqarah: 153)

Dari beberapa konteks tersebut dapat disimpulkan bahwa ada tiga jenis sabar, yaitu: sabar dalam menghadapi musibah, sabar dalam melakukan ibadah, dan sabar dalam menahan diri untuk tidak melakukan maksiat. Pada sisi lain, al-Qur’an menekankan sabar dalam tiga hal, 1) dalam usaha mencapai apa yang dibutuhkan, 2) dalam menghadapi malapetaka, 3) dalam peperangan dan perjuangan.

Langkah-langkah Menuju Sukses

* Mau mengambil risiko. Orang sukses berupaya untuk mencapai target, melakukan penghematan, membangun relasi dengan banyak orang, dan gesit mencoba sesuatu yang baru guna mengikuti perkembangan zaman.

* Percaya diri dan merasakan bahwa dirinya berbuat sesuatu untuk dunia. Orang sukses memandang sebuah dunia yang besar dan ingin memainkan peranan penting di dalamnya. Mereka tetap bekerja sesuai keterampilan mereka, sambil tetap menyadari bahwa keterampilan inti memberi nilai kepada keterampilan lainnya. Mereka juga sadar, karya terbaik akan menghasilkan kompensasi bagi mereka.

* Menikmati apa yang sedang mereka lakukan. Orang sukses mampu melihat pekerjaan sebagai kesenangan; mereka memilih bekerja di mana mereka dapat unggul. Orang sukses menyukai tantangan; mereka menikmati pencapaian puncak permainan mereka, apakah di pekerjaan, dll.

* Menjadi pelajar seumur hidup. Orang sukses menyadari, pendidikan tak pernah berakhir tapi dimulai di setiap tingkatan kehidupan dan terus berlanjut hingga akhir kehidupan. Pendidikan tidak terbatas di ruang kelas; artinya mencoba ide baru, membaca buku, surat kabar, majalah, dan menggunakan Internet merupakan bentuk pendidikan pula. Karena itu, tetaplah mengalir sesuai perubahan ketertarikan dan kemampuan Anda, dan nikmati perubahan. Ini akan membantu Anda tumbuh dan merasakan lebih percaya diri.

* Berpandangan positif terhadap apa yang dapat dikerjakan. Orang sukses percaya gelas itu setengah penuh dan bukan setengah kosong. Mereka menanamkan semangat pada diri sendiri dan dapat membayangkan diri bagaimana mereka berhasil menyelesaikan suatu tugas sulit atau mencapai penghargaan tertinggi. Orang sukses berbuat bagaikan pelatih bagi orang lain, dengan menyuguhkan pesan-pesan positif dalam kehidupan sehari-hari. Mereka senang melihat orang lain membuat tonggak sejarah dalam kehidupan mereka.

* Memotivasi diri sendiri. Orang sukses mempunyai banyak cara untuk memotivasi diri sendiri sehingga dapat terus berkarya lebih baik dari yang lain. Ada yang dengan cara melakukan beberapa pekerjaan setiap hari pada bidang berbeda. Seorang pria setengah baya memotivasi dirinya sendiri dengan mencoba mendapatkan lebih banyak uang daripada kakaknya. Seorang wanita berusia 29 tahun menjadi perawat top untuk menunjukkan kepada bekas gurunya bahwa dia memiliki keterampilan dan kecerdasan memadai untuk mencapai profesi itu.

* Tidak bekerja setengah-setengah. Orang sukses menyelesaikan tugas tidak dengan setengah-setengah. Mereka menggunakan cara kreatif dalam meraih sukses. Meski mungkin membutuhkan waktu lebih lama, mereka akhirnya melampaui garis finis. Mereka manfaatkan waktu dengan baik dalam mensinergikan kemampuan fisik dan mental untuk mencapai sukses.

Akhirnya, sesungguhnya setiap orang berpeluang untuk sukses dalam bidangnya masing-masing, termasuk kita yang sedang berjuang mendapatkan pekerjaan atau sukses dalam usaha. Anda ingin sukses? Maka, tanamkanlah dalam diri Anda nilai-nilai kesabaran dan lakukan kiat-kiat tersebut sebagai realisasi kesabaran Anda.***

No comments: