Monday, January 5, 2015

Perangkap Hawa Nafsu

 “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Rabbku. Sesungguhnya Rabbku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Yusuf [12] : 53)

Sahabat yang budiman, dua penyakit berbahaya yang sering menjangkiti qalbu (hati) adalah syahwat dan syubhat. Syahwat adalah keinginan yang timbul dari jiwa hewani yang sering bertentangan dengan hukum suci (fitrah kebenaran). Syubhat adalah perkara atau keadaan yang tidak jelas haq dan batilnya, halal dan haramnya. Ketahuilah, kedua hal inilah biang dari segala penyakit yang sering diderita oleh manusia dan formula yang paling dahsyat mematikan hati. Jika kedua penyakit ini telah mengakar dalam diri kita maka kita akan terperangkap dan terpedaya sehingga kita berada dalam jurang kebinasaan. Hanya kepada Allah-lah kita mengharap rahmat dan hidayah- Nya. Sebab Dia-lah yang mampu membolak-balik hati dan menundukkan segala apa yang ada di langit dan di bumi. Renungkanlah firman Allah: “Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) dari-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.” (TQS Al-Jaatsiyah [45] : 13)

Ketahuilah, dalam kehidupan ini kita dikelilingi oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu yang mencengkeram dengan kuat sejak hari kita dilahirkan, seperti kebutuhan makanan, pakaian dan tempat berteduh. Kebutuhankebutuhan ini adalah alami dan harus dipenuhi secara permanen. Ia adalah motif yang memungkinkan manusia berjuang terus-menerus. Sebagai hasil naluri ini, manusia menjauhi apa yang merugikannya dan tertarik kepada hal-hal yang menguntungkan tetapi kemudian dalam proses pencariannya, begitu banyak di antara kita yang lupa dan terlena sehingga terperangkap oleh belenggu hawa nafsu dan pada akhirnya tidak sedikit di antara kita yang tenggelam di laut kesesatan dan kerakusan.

Kita telah kehilangan hati nurani jauh lebih senang ia akan berakhir dengan kematian. Dan bagaimanapun banyaknya harta kelak ia akan meninggalkan kita. Sadarilah, selama menjalani kehidupan yang panjang ini dari mulai ayunan sampai liang lahat beragam persoalan hadir menghampiri, gelombang musibah begitu sering mendekati. Sungguh, semua problema itu memerlukan kesadaran pikiran dan ketajaman nurani. Dan kita tidak akan berhasil dalam perjuangan ini kecuali apabila kita terus membiasakan diri untuk menampik dorongan hawa nafsu dan berjalan di atas landasan yang benar.

Muhammad bin Abdul Al-Mardawi dalam “Mandhummatul ‘Adab” mengatakan: “Kala hawa nafsu itu ditekan akan lahir kemuliaan, dan saat keinginannya dipenuhi akan lahir kehinaan.” Bahkan ada yang berpendapat hawa nafsu adalah pembohong yang tak dapat dipercaya. Membiarkannya akan mempercepat datangnya kehancuran, dan memanjakannya akan semakin meneguhkan kebatilan.

@Banyumas 
Ketahuilah sahabat, Allah menyatakan bahwa segala sesuatu di dunia ini diciptakan untuk melayani manusia, dan manusia diciptakan untuk beribadah kepada-Nya. Oleh karena itu hubungan manusia dengan alam semesta adalah hubungan keselarasan dan persahabatan. Kenyataan itu mengkaruniai manusia kedamaian pikiran, kepuasan batin dan kebahagiaan hidup. Orang yang selalu menyadari tentang hakikat kesementaraan hidup, hidupnya akan diilhami dengan cinta, harapan optimisme dan kepuasan. Cukuplah apa yang diberikan Allah kepadanya.

Wahai Rabb yang membolak-balikan hati setiap hamba. Teguhkanlah pendirian kami pada agama-Mu. Tampak jelas Engkau memberikan hamparan karunia yang tak terbatas. Ajarilah kami ilmu-Mu yang maha luas. Aaaamiin...

No comments: